Tuesday, November 18, 2008

"Pisau" dulu, baru "tajam"

Urutan penyampaian materi yang akan diajarkan kepada anak-anak ternyata harus diperhatikan. Anak-anak mengetahui informasi tentang sesuatu berdasarkan urutan penyampaiannya. Jika kita mengajarkan informasi tentang benda misalnya, maka apa yang ia pahami tentang benda itu bergantung pada informasi pertama yang kita sampaikan padanya tentang benda itu.

Dua hari yang lalu, ummi heran bercampur kaget dengan pemahaman Hilmi tentang benda-benda tajam. Waktu itu, Hilmi meminta sesuatu sambil menunjuk-nunjuk benda tersebut. Rupanya benda yang ditunjuk adalah "pisau", tapi Hilmi memintanya dengan mengatakan "tajam..tajam..". Ternyata Hilmi mengira nama benda itu adalah "tajam", bukan "pisau".
Ummi merasa ada yang salah dengan pemahaman Hilmi tentang benda-benda tajam. Ummi mengetes Hilmi dengan memperlihatkan gunting. Lalu, Ummi bertanya kepada Hilmi, "ini, apa namanya, Hilmi?" Hilmi menjawab lancar, "tajam".
Hilmi memang sering ke dapur, sejak lama. Apalagi kalau Ummi sedang memasak atau mencuci perabot dapur. Kadang-kadang Hilmi menghampiri pisau dengan maksud untuk memegangnya. Biasanya Ummi melarangnya dengan berujar singkat, "tajam..tajam.., nak". kali lain, abi sedang mengupas mangga. Hilmi datang mendekat ke arah pisau. Takut hilmi kena pisau, abi melarangnya, "jangan terlalu dekat Hilmi, tajam".
Kemungkinan, dari keseringan menginformasikan kata "tajam" ketika berhubungan dengan pisau itulah, sehingga Hilmi menganggap nama benda bernama pisau itu adalah "TAJAM".
Ketika menginformasikan "pisau" atau "gunting' kepada Hilmi untuk pertama kalinya, seharusnya nama benda itu dulu yang diberitahukan. Setelah itu, baru hal-hal yang terkait dengan benda itu, seperti sifatnya (tajam), bentuknya (runcing), dan seterusnya.

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA