Tuesday, May 11, 2010

Laa Taghdob

LombaBlogDepok

Kemarin pagi, Ummi marah-marah pada Nadya dan Hilmi. Mendengar umminya marah-marah, Nadya 'mendendangkan' sebuah kalimat secara berulang-ulang. Rupanya, yang diucapkannya itu adalah bunyi sebuah hadits Rasulullah s.a.w. Kebetulan hadits itu baru saja diajarkan di sekolahnya, di PAUD Syakura Kids, kemarin.

"Walafdof walakal jannah, jangan marah, hatimu surga
", begitu kalimat yang dilantunkan Nadya. Lafalnya sesuai yang dia tangkap dari gurunya. Padahal redaksi dari gurunya sebenarnya adalah sebagai berikut: "Laa taghdob walakal jannah. Jangan marah, bagimu (maka kamu akan masuk) surga."

Saat dikonfirmasi, Nadya mengakui bahwa gurunya mengatakan bahwa itu namanya hadits. "Bu Murni bilang, kalau ada temannya suka marah-marah, suka tendang-tendang, suka pukul-pukul orang, bacakan hadis itu", terang Nadya.

Sebenarnya itu bukan hadits pertama yang Nadya dapatkan. Ummi pernah mengajari Nadya dan Hilmi hadits lain, tentang perlunya diam daripada berbicara jelek.

Terhadap kedua hadits tadi, Nadya (dan juga Hilmi dengan hadits kedua tadi) tahu penggunaannya.

Depok, 11 Mei 2010

[+/-] Selengkapnya...

Monday, May 3, 2010

Sakit

Siapa yang bisa menolak takdir Allah? Bagaimanapun upaya manusia untuk mencegah datangnya suatu musibah, jika Allah telah menghendaki, maka musibah itu pasti akan terjadi jua.

Anak-anak di lingkungan tempat kami bermukim sekarang banyak yang terbaring sakit. Umumnya, mereka dijangkiti penyakit demam berdarah dan influenza (flu). Terjangkitnya anak-anak oleh penyakit tersebut begitu mudahnya, sehingga kurang istirahat sedikit saja, mereka bisa kena. Karena itu, Nadya dan Hilmi diupayakan betul agar tidak ikut jatuh sakit. Namun, apa daya, Allah berkehendak lain. Nadya dan Hilmi ditakdirkan sakit.

Pekan lalu, rabu malam Hilmi mulai nampak lesu. Badannya panas. Dia tidak punya nafsu makan. Hanya susu dan sedikit air putih yang bisa masuk ke perutnya. Kami memberinya ‘tempra’ (kemudian diganti dengan ‘sanmol’)dan koyo untuk menurunkan panasnya. Hal ini berlangsung selama 3 hari. Kadang-kadang Hilmi muntah jika dipaksakan minum obat atau disuapi makanan.

Hari berikutnya, kami membawa Hilmi ke puskesmas. Karena di kelurahan Pondok Cina (pocin) tidak ada puskesmas, maka kami bawa ke puskesmas Pancoran Mas (panmas), masih di Depok juga. Dokter menyarankan agar darah Hilmi diperiksa. Dugaan dr.Devi, yang memeriksanya, Hilmi terkena gejala typus atau demam berdarah. Hasil pemeriksaan darah menguatkan dugaan tersebut. Trombosit darah Hilmi rendah, hanya 154.000 mm3. Normalnya berkisar antara 150.000 – 300.000 mm3. Leukositnya lebih rendah lagi, hanya 4.400 mm3, padahal normalnya 5.000 – 10.000 mm3.

Berbekal 3 bungkus obat tablet dan 1 botol obat sirup plus sebotol sari kurma ‘Ruthab’, Hilmi kami rawat di rumah. Saat diambil darahnya lewat jari (untuk kepentingan pemeriksaan darah), Hilmi tidak menolak dan mengaku tidak merasakan sakit. Sayangnya, untuk urusan minum obat, kami harus berjibaku. Hilmi berontak kalau mau diberi obat.

Sejak Hilmi sakit, kami makin hati-hati menjaga Nadya. Alangkah terkejutnya, sehari setelah Hilmi dibawa ke puskesmas, Nadya bangun pagi dalam keadaan demam. Yah, Nadya pun jatuh sakit. Selain demam, dia juga batuk-batuk. Dugaan kami, ini disebabkan saat menunggu kami membawa Hilmi ke puskesmas, sepulang sekolah Nadya ikut ke rumah temannya, tetangga kami juga. Di sana, Nadya ikut-ikutan temannya minum es dalam bungkusan plastik.

Sepekan terbaring sakit, Hilmi pun akhirnya sembuh. Alhamdulillaah…kami bahagia tiada tara. Sakitnya tidak separah anak-anak lainnya. Nadya pun sembuh dari demamnya setelah istirahat selama 3 hari dan minum obat penurun panas, obat batuk, dan madu dari ‘nature herb’. Sesekali Nadya masih batuk, tapi kemarin dia sudah mulai main lagi. Bahkan, selepas sakit, Nadya langsung potong rambut.

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA