Monday, April 4, 2011

Sisi Lain dari Hilmi

Hilmi cenderung bergantung pada kakaknya, Nadya. Dia agak sulit berkawan tanpa kehadiran kakaknya. Jika lagi sendiri di rumah, dia lebih senang main sendiri di kamar. Paling banter sampai di teras rumah. Hilmi juga cenderung manja dan agak cengeng. Sedikit saja ia terkilir karena jatuh, tangisnya langsung pecah.

Belakangan ini Hilmi memperlihatkan karakter lain dari yang biasanya tampak. Ternyata dia juga pengamat yang baik, minimal pengamat terhadap perilaku seisi kamar kos, Abi, Ummi, dan Nadya. Suatu malam, Abi cerewet memarahi Nadya & Hilmi hingga menimbulkan sikap jengkel dari mereka terhadap Abi. Ketika Abi ‘ceramah’ panjang-lebar, Nadya menimpali sambil berkata,”Abi marah-marah melulu”. Tanpa dinyana, Hilmi menyahuti perkataan kakaknya,”Ia nih, marah terus. Itu aja yang ada di pikirannya”. Perkataan Hilmi sontak membuat seisi kamar tertawa.
Logika Hilmi juga semakin tajam dan terus terasah. Pada suatu sore, dia bermain di teras rumah tempat kami bermukim. Saat bermain, gurunya di PAUD lewat. Bu Ila’ namanya. Setelah Bu Ila’ berlalu dan menyapanya, Hilmi masuk ke kamar menemui Abi dan Ummi. Hilmi: “Ummi, tadi ada Bu Ila’ lewat di depan”
Ummi: “Trus, Bu Ila’ bilang apa sama Hilmi?”
Hilmi: “Bu Ila’ cari kakak, katanya: kakak ngapain?”
Abi: “Bu Ila’ tidak cari Hilmi?”
Hilmi: “Ngapain cari ade’ (sebutan Hilmi untuk dirinya sendiri). Ade’ kan ada di situ berdiri”

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA