Thursday, June 11, 2009

Pengurangan "Satu"

Kejutan lagi. Nadya bisa mengikuti pola pembelajaran yang diberikan oleh umminya. Ummi mengajarkan cara belajar pengurangan sederhana (pengurangan 1 satuan) dengan menggunakan angka kecil (di bawah 10), tapi Nadya bisa meladeninya. Bahkan, Nadya mengembangkan sendiri soal-soal latihannya dengan angka-angka yang lebih besar dan beragam. Ini semua bermula dari keinginan Nadya untuk makan telur asin. Berikut ceritanya:
Hari masih pagi. Nadya dan Hilmi sudah sarapan. Mereka makan roti ditemani dengan masing-masing segelas teh manis. Nadya yang memang suka makan telur, tiba-tiba teringat dengan telur asin yang dibeli di swalayan beberapa hari yang lalu. Nadya kemudian meminta telur itu pada ummi untuk dimakan. Terjadilah dialog antara ummi dan Nadya yang kemudian mengarah kepada proses pembelajaran hitungan.
Nadya: "Ummi, mauka makan telur asin yang dibeli kemarin"
Ummi mengambil sebutir telur asin di lemari es, lalu memberikannya pada Nadya.
Nadya: "Tinggal berapa telurnya di kulkas, Ummi?"
Ummi : "Sisa 2, Nak."
Nadya: "Kenapa sisa 2, Ummi?"
Ummi : "Kalo telurnya ada 4, trus dimakan abi 1, sisa berapa?"
Nadya: "hmmm...sisa 3"
Ummi : "Kalo telurnya dimakan lagi sama Nadya 1, sisa berapa?"
Nadya: "hmmm...sisa 2"
Ummi : "Ya, pintar. Makanya telurnya sisa 2, karena sudah dimakan abi 1 dan sudah diambil Nadya 1."
Nadya: "Oh, bitu... (begitu,pen). Aku tau skaranggg..."
Ummi : "Kalo nanti telurnya dimakan lagi sama Hilmi 1, sisa berapami?"
Nadya: "Sisa 1"
Ummi : "Iya, bagus. Nadya memang pintar"
Ummi tidak lagi melanjutkan pertanyaannya. Namun, tiba-tiba Nadya merasa perlu melanjutkan pelajaran berhitung dengan 'pengurangan' tadi. Dia pun membuat soal sendiri dan ditanyakannya pada ummi.
Nadya:"Kalo Nadya punya 2 mainan, trus dikasi ade Hilmi 1, sisa berapa, Ummi?"
Ummi :"Iya, berapa Nadya" (ummi balik bertanya)
Nadya:"Sisa 1"
Ummi :"Iya, betul"
Nadya:"Kalo Nadya punya kue dua-puluh (20), trus kasih ade Hilmi 1, sisa berapa?"
Ummi :"Iya, sisa berapa,Nak?"
Nadya:"sembilan belas"
Ummi :"Iya,betul. Pintarnya Nadya" (ummi merasa perlu memuji)
Nadya:"Kalo Nadya punya buku lima-empat (54), baru kasih ade Hilmi 1, sisa berapa,Ummi?"
Ummi :"Sisa berapa coba?"
Nadya:"lima-tiga"
Ummi :"Ih, pintarnya Nadya" (kali ini ummi mulai heran dengan angka besar yang dipakai Nadya)
Nadya:"Kalo ade Hilmi punya tujuh-delapan (78) bola, trus kasika' 1 sisa berapa,Ummi?"
Ummi :"Ya, Nadya tau berapa?"
Nadya:"tujuh-tujuh, Ummi"
Ummi :"Iya, betul lagi. Tepuk tangann..untuk Nadyaa...!"

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, June 7, 2009

Mulaimi Tawwa

Kali ini, abi hanya mau menuliskan momen penting dari perkembangan baru Hilmi. Sejak 2 hari yang lalu, Hilmi terlihat mulai serius belajar mengenal lebih jauh tentang huruf dan angka. Poster-poster aneka huruf dan angka sering-sering dilihatnya. Tak jarang ia bertanya pada kakaknya saat abi dan ummi tidak bisa meladeni. Dia juga mulai serius menekuni pengenalan huruf dan angka dari cd 'Diva'.
Hari ini ada perkembangan baru lagi. Hilmi mulai bisa menyebut huruf 'r'. Penyebutannya cukup jelas. Sepertinya, untuk hal yang satu ini, Hilmi lebih cepat daripada Nadya.
Ayo, Hilmi. Perlihatkan terus perkembanganmu, Nak. Lanjutkan !!!

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, June 6, 2009

Hitungan Nadya

Setelah mengenal angka-angka, Nadya mulai diajar menghitung. Menghitung jumlah jari, menghitung jumlah tamu yang sedang dibuatkan minuman, menghitung jumlah kendaraan di depan rumah, dan lain-lain. Pagi ini, Nadya menghitung jumlah kaki. Caranya?
Abi dan ummi sedang sarapan di ruang keluarga sambil menyaksikan berita di tv. Nadya sudah bangun dan ikut sarapan. Tiba-tiba mata Nadya tertuju pada kaki-kaki abi dan ummi yang duduk berdekatan. "ih, ada 4 kaki. satu, dua, tiga, empat", ujar Nadya sambil menunjuk kaki abi dan ummi. Ummi segera merespon positif. "Kalau Nadya duduk di sini, ada berapa kakinya?" tanya ummi. Nadya menghitung lagi, satu,dua,...,enam. Sejenak kemudian ummi mengetes Nadya lagi. "Kalau ade' Hilmi ada juga di sini, berapami kakinya semua?" Apa yang Nadya lakukan? Dia menghitung lagi jumlah kaki abi, ummi, dan kakinya sendiri kemudian buru-buru masuk ke kamar untuk melanjutkan hitungannya pada kaki Hilmi yang masih tidur, hehehe...
Setelah itu, ummi mengajarkan bagaimana cara menghitung tanpa melihat obyek yang mau dihitung, tapi hanya dengan cara membayangkan kehadiran obyek itu. Ternyata Nadya bisa sebatas hitungan yang tidak besar, di bawah 10 hitungan. Lumayan.

BTP, 29 Mei 2009

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA