Friday, September 2, 2011

Sholat 'Idul Fitri Bersama Menkominfo

Lebaran tahun 1432 Hijriyah ini cukup istimewa bagi keluarga kami wa bil khusus bagi Nadya dan Hilmi. Paling tidak ada 3 hal yang membuat lebaran tahun ini begitu istimewa. Pertama, kami melaksanakan sholat ‘idul fitri di lapangan Markas Komando Korps (makokor) Brimob RI di Kelapa Dua, Depok. Markas brimob yang biasanya dijaga ketat pintu gerbangnya tersebut ternyata bisa kami ‘tembus’ dengan mudah pada hari itu. Maklum, pintu gerbang tersebut dibuka lebar-lebar untuk warga sekitar makokor brimob yang mau melaksanakan sholat ‘id di tempat tersebut.

Hal kedua yang menjadikannya istimewa adalah karena pada pelaksanaan sholat ‘id tersebut, menkominfo, Ir.Tifatul Sembiring yang menjadi imam dan khatibnya. Menteri yang dikenal punya ‘fans’ terbanyak di twitter tersebut sempat diberi gelar kiai haji (KH) oleh kepala seksi SDM korps Brimob yang membawakan sambutan. Bersama keluarga besar korps Brimob dan warga sekitar, kami juga sholat bersama tahanan khusus makokor brimob yang lagi ‘naik daun’, Nazaruddin dan beberapa tahanan lainnya.

Ketiga, Nadya dan Hilmi ikut merasakan kebahagiaan anak-anak Depok saat tiba hari lebaran. Budaya bagi-bagi ‘angpao’ baru mereka alami sendiri tahun ini. Tiba di rumah setelah menunaikan sholat ‘id, Nadya dan Hilmi sudah disambut oleh ‘engkong’ dengan selembar uang ‘goceng’ (lima ribu rupiah). Merasa sudah cukup dengan selembar goceng di tangan, Hilmi merasa heran ketika disodori oleh P’Rudi (tetangga kami) selembar uang sepuluh ribu rupiah, ketika kami berkunjung ke rumah beliau. Awalnya, Hilmi tidak mau menerimanya sambil memperlihatkan uang gocengnya tadi. Setelah ‘dipaksa’ barulah dia ambil, Nadya pun menerima selembar uang yang sama. Di rumah P’Eddy Nursantio mereka juga dapat masing-masing 5 lembar uang dua-ribuan. Oleh B’Yoyoh mereka juga menerima permen yang dibalut dengan selembar uang kertas.

Dengan beberapa lembar uang ribuan tersebut, Nadya dan Hilmi yang selama ini menabung pakai celengan dengan uang recehan, sekarang punya dompet khusus untuk menyimpan uang mereka yang jumlahnya sudah 30-an ribu. Karena itu, muncul inisiatif dari ummi untuk membukakan rekening baru di Bank Muamalat masing-masing untuk Nadya dan Hilmi.

[+/-] Selengkapnya...

Ramadhan 1432 H.

Ada kemajuan yang cukup berarti bagi Nadya dan Hilmi dalam pelaksanaan ibadah puasa tahun 1432 Hijriyah ini. Meskipun mereka baru mampu menyelesaikan 1 hari puasa hingga maghrib, tapi pencapaian pada hari-hari yang lain cukup menggembirakan. Tiga hari awal Ramadhan, Nadya dan Hilmi ikut makan sahur bersama abi dan ummi pukul 4 dini hari. Mereka juga belajar I’tikaf di masjid pada 10 malam terakhir.

Selain sehari berpuasa hingga maghrib, Nadya berhasil menyelesaikan puasanya hingga adzan ashar selama 9 hari. Sisanya, puasa hingga waktu dhuhur yang kemudian dilanjutkan lagi berpuasa hingga maghrib setelah berbuka pada waktu dhuhur tersebut. Nadya juga sempat sakit selama 8 hari, sehingga tidak berpuasa.

Hilmi tidak mau kalah dengan kakaknya. Untuk pencapaian hingga waktu maghrib, Hilmi berhasil menyamai ‘prestasi’ kakaknya. Hilmi yang juga sempat sakit selama 3 hari dalam bulan Ramadhan tahun ini hanya mampu berpuasa hingga waktu ashar selama 4 hari. Selebihnya, Hilmi masih mengoleksi hari-hari puasanya dengan berbuka pada waktu dhuhur dan maghrib.

Pada bulan Ramadhan tahun ini, Nadya juga sangat bersemangat menunaikan shalat tarawih pada malam hari, sedangkan Hilmi masih merasa terpaksa ikut. Bersemangatnya Nadya dikarenakan melihat ramainya orang yang datang untuk shalat tarawih, sedangkan Hilmi merasa berat untuk bertarawih karena banyaknya raka’at ibadah malam hari tersebut.

Tiga hari awal Ramadhan, Nadya dan Hilmi ikut makan sahur bersama abi dan ummi pukul 4 dini hari. Selanjutnya, mereka makan sahur pagi hari ketika bangun sebagaimana pada hari-hari sebelum datangnya Ramadhan.

Khusus kegiatan I’tikaf, Nadya dan Hilmi nampak sangat ‘menikmati’. Pada malam ke-25, abi dan ummi membawa mereka I’tikaf di Masjid Ukhuwah Kampus UI Depok. Sedangkan pada malam ke-27 kami i’tikaf di Masjid kantor walikota Depok. Kegembiraan mereka selama I’tikaf pada kedua malam tersebut karena melihat ramainya jama’ah yang datang terutama jama’ah anak-anak. Sementara orangtua mereka asyik dengan tilawah al-qur’an dan sholat, mereka juga asyik bermain dan berlari di halaman masjid yang sangat luas. Mereka juga ‘dibebaskan’ untuk tidur jam berapapun mereka mau. Wah, Nadya, Hilmi, dan anak-anak yang lain gembira luar biasa. Pada kegiatan I’tikaf tersebut, kami datang ke masjid selepas sholat tarawih dan pulang ke rumah setelah sholat subuh. Dengan begitu, Nadya dan Hilmi bisa melihat bergantinya malam menjadi pagi.

Ket gbr:
- bintang kecil = puasa hingga dhuhur, buka, puasa lg hingga maghrib
- bintang besar = puasa hingga ashar
- bintang susun = puasa hingga maghrib

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA