Tuesday, July 10, 2012

Hari Pertama di SDIT Ar Rahmah

Inilah hari yang sudah lama dinanti-nantikan oleh Nadya, hari pertama sekolah kembali setelah libur panjang, bahkan libur sangat panjang. Kemarin, Nadya kembali berstatus sebagai siswi di sebuah sekolah. Selama 10 bulan belakangan ini, dia adalah 'pengangguran'. Bulan Agustus tahun lalu adalah saat terakhir dia masuk sekolah di PAUD Syakura Kids di Depok karena Abi sudah harus balik ke Makassar setelah studi S2-nya selesai. Dia pun harus menunggu 10 bulan hingga dimulainya tahun ajaran baru.Tahun lalu, Nadya tidak bisa langsung masuk SD (setelah tamat dari PAUD) karena usianya belum cukup.

Tidak sulit untuk membangunkan Nadya pada pkl. 05.15 karena dia sendiri yang minta dibangunkan jam segitu malam harinya. Maklum, dia sudah harus berada di sekolah pada pkl. 07.15. Selain itu, dia memang sudah tidak sabaran mau ketemu teman-teman baru dan guru baru.

Pada hari pertama kemarin, Nadya sudah mengenal 4 orang teman sekelasnya, 2 diantaranya sudah dia kenal sebelumnya karena mereka adalah anak dari teman Si Ummi.


[+/-] Selengkapnya...

Sunday, July 8, 2012

Manajemen

Masa liburan sekolah akan segera berakhir seiring dengan tibanya awal tahun ajaran baru yang akan dimulai esok hari. Tentunya, masa liburan tersebut telah dimanfaatkan dengan baik oleh anak sekolah dari semua tingkatan, mulai dari TK hingga SLTA, tidak terkecuali Nadya dan Hilmi.

Bagi Hilmi, liburan sekolah baru-baru ini tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatannya sehari-hari. Toh, sejak kembali dari Depok ke Makassar bulan September tahun lalu, Hilmi sudah ‘liburan’ alias tidak lagi merasakan suasana sekolah. Tapi, tidak bagi Nadya. Dia merasa menjadi bagian dari anak-anak usia sekolah yang menjalani masa liburan. Hal ini dikarenakan dia juga sudah akan memulai masa sekolah pada tahun ajaran baru. Besok adalah hari pertama Nadya menjadi siswi sekolah dasar.

Dalam memanfaatkan masa liburan sebelum sekolah baru-baru ini Nadya merancang kegiatan yang dia sebut sebagai ‘liburan bersama’ bersama saudara-saudara sepupunya. Dia mengajak mereka untuk nginap bersama di rumah nenek, namun karena suasananya sedang tidak memungkinkan, maka tempat liburan dipindahkan ke rumah Nailah & Tita, sepupunya. Mereka yang terdiri dari Nadya, Hilmi, Ridha, Riska, Nailah, dan Tita, bersepakat menginap bersama selama 3 hari, senin (2 Juli) s/d kamis (5 Juli).

Menjelang datangnya masa liburan 3 hari tersebut, rupanya Nadya telah memikirkan persiapan yang perlu dilakukan, mulai dari pakaian, buku bacaan, hingga mainan yang perlu dibawa serta. Untuk menyempurnakan persiapannya, Nadya mencatat semua keperluan pribadinya tersebut dalam bentuk tabel pada secarik kertas. Manajemen administrasi dari seorang anak usia 6 tahun seperti ini baru pertama kali Abi dan Ummi jumpai. Bahkan tante-tantenya pun mengakui hal yang sama, tante Nurasiah (lebih akrab dipanggil dengan sebutan tante Bau) dan tante Misnah.

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, July 7, 2012

Permintaan Maaf

Melakukan pekerjaan yang tidak disenangi oleh orangtua (Abi atau Ummi) biasa dilakukan oleh Nadya. Begitu pula dengan Hilmi. Bagi kebanyakan anak, kesalahan itu dibiarkan berlalu begitu saja, tanpa ada keinginan minta maaf. Apatah lagi jika kesalahan itu sudah ‘dibayar’ dengan marah dari orangtua tempat mereka berbuat salah.

Suatu pagi, Abi memarahi Nadya karena sebuah kesalahan. Tanpa diduga, beberapa jam kemudian, Abi menerima sms dari nomor hp Ummi. Rupanya yang mengirim sms adalah Nadya dengan memakai hp Ummi. Berikut bunyi sms tersebut: “Abi maaf ya kalo ada salah kakak (Nadya, pen.) ya bi.”

Sekitar 10 hari sebelumnya, sms serupa dengan redaksi yang lebih panjang pernah juga Nadya kirimkan ke Abi seperti ini: “Abi maaf ya kalo ada salah kakak oh iya abi kakak lupa maaf ya tadi pagi dan tadi malam karena tadi malam kakak dan ade rebut dan tadi pagi kakak sebenarnya kakak tdk mau sarapan tp disuruh sama Ummi.” Sms ini sempat membuat Si Ummi berkaca-kaca ketika membacanya.

[+/-] Selengkapnya...

Friday, May 4, 2012

Cara Hilmi Berhitung

Nadya baru saja berangkat ke masjid untuk sholat maghrib dan mengaji. Abi sedang di kamar mandi, juga bersiap-siap untuk sholat. Sambil menunggu Abi keluar dari kamar mandi, Ummi menemani Hilmi yang sedang main. Hilmi menghampiri Ummi dan menanyakan beberapa soal hitungan, sekedar untuk mengkonfirmasi hasil hitungannya.  
Hilmi : 2 tambah 2 berapa, Ummi? Ummi : menurut Hilmi berapa? Hilmi : empat. 4 tambah 4? Ummi : Berapa? Hilmi : delapan. 8 tambah 8? Ummi : Berapa? Hilmi : enam belas Ummi mencoba memberi soal lain. Ummi : kalau 6 tambah 7? Hilmi : Berapa? Ummi : begini caranya, simpan 6 di kepala, baru siapkan 7 di tangan, trus hitung lanjutannya 6. Jadi, 6 (di kepala), 7,8,9,10,11,12,tiga belas... 
Hilmi : begini juga bisa. Hilmi menaikkan 6 jari tangannya. Hilmi : Ini 6, trus...(sambil menaikkan 1 lagi jarinya sehingga menjadi 7) 7,8,9,10,11,12,tiga belas... Akhirnya, Hilmi menemukan cara lain untuk menghitung hasil hitungan di atas 10. Dalam banyak hal, Hilmi memang tidak suka digurui, termasuk dalam hal metode berhitung seperti tadi. Dia mencoba mengajukan cara lain.

[+/-] Selengkapnya...

Friday, April 20, 2012

Dialog tentang Tauhid

Akhir-akhir ini, Nadya & Hilmi sering main bersama dengan teman-temannya di rumah tempat kami tinggal. Maklum, Nadya & Hilmi sedang kurang sehat, sehingga tidak dapat izin main keluar rumah dari Ummi & Abi. Biasanya, mereka lebih sering main di rumah teman. Saat sedang main itulah, Ummi sempat mendengar perbincangan antara Nadya, Hilmi, dan seorang teman mereka bernama Adit. Adit adalah anak tetangga kami yang beragama Kristen.
Adit : Maumi Kiamat. Tahun 2012 ini kiamat.

Nadya : Kenapa bisa Adit tahu maumi kiamat.
Adit : Ada di kalender.
Nadya : Ih, tidak. Kiamat itu Allah yang tentukan. Kita tidak tahu.


Nadya bergegas mengambil buku Ensiklopedi Islam miliknya. Dia membuka halaman tentang hari kiamat dan ditunjukkannya pada Adit.
Nadya kemudian menjelaskan tentang malaikat Israfil kepada Adit, dilanjutkan tentang surga dan neraka.
Tiba-tiba Hilmi ikut bicara.
Hilmi : Nanti kau Adit masuk neraka, karena kau kristen. Saya sama Nadya masuk surga karena Islam.

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, February 5, 2012

Mantap Mentongi Hilmi

Hilmi memang sudah pandai berdebat dengan kakaknya, Nadya. Bukan hanya untuk urusan prioritas membeli mobil atau rumah bagi keluarga kami. Hilmi juga tidak sangat ngotot tatkala mendebat Nadya saat bermain. Hilmi dan Nadya sama-sama mau dianggap paling hebat, seperti siang tadi.

Nadya yang sedang asyik nonton tv tiba-tiba digelitik kakinya oleh Hilmi. Hilmi memang sering melakukan hal tersebut kalau lagi iseng. Nadya yang nampak tidak merasa geli membuat heran Hilmi yang kemudian bertanya, “kakak tidak geli?” Nadya tegas menjawab,”tidak”. “Kalau 100 orang gelitikin kaki kakak, bagaimana?”, tanya Hilmi lebih lanjut. Nadya yang sok hebat kembali menjawab tidak. “Kalau wan tausan (1000 orang, pen)?” kejar Hilmi. “Tidak”, jawab Nadya,”biar 1 juta orang juga, kakak tidak geli”. Jawaban Nadya membuat Hilmi gerah. Tak mau kalah dengan kakaknya, Hilmi mengeluarkan pertanyaan pamungkas. “Kalau Allah yang gelitikin, bagaimana?”. Nah, lho… Nadya hanya bisa menjawab dengan senyum.

Kala bermain di rumah, Nadya dan Hilmi juga sering berperan sebagai penjaja makanan dan minuman. Pembelinya? Siapa lagi kalau bukan Abi dan Ummi. Belum lama ini, Nadya dan Hilmi sedang main jual-jualan. Mereka nampak bersaing menawarkan makanan dan minuman jualannya. Nadya cukup kreatif dengan menuliskan daftar menu di secarik kertas, lalu menawarkan pada ‘calon pembelinya’. Hilmi tak mau kalah. Sambil membawa makanan jualannya di atas sebuah ‘piring’, dia mencoba menawarkan jualannya. “Beli makanan Hilmi saja, Bi. Hilmi jual makanan yang bikin sendawa”. Hehehe… Hilmi..Hilmi… Mantap mentongi Hilmi.

[+/-] Selengkapnya...

Rumah atau Mobil?

Entah bagaimana mulanya? Tiba-tiba saja Nadya dan Hilmi terlibat dalam debat yang cukup serius. Ini terjadi sekitar 1 pekan yang lalu.

Hilmi :Kapan sih abi beli mobil?
Abi :Insya Allah kalau sudah punya rezeki, nak.
Nadya :tidak usah beli mobil, Bi, rumah saja
Abi :memangnya kenapa Nadya sudah mau punya rumah?
Nadya :soalnya kakak mau punya kamar sendiri seperti kk Fany dan kk Sasa (tetangga kami, pen)
Hilmi :mobil saja, adek maunya mobil.
Nadya :rumah saja
Hilmi :memangnya kakak mau pakai helm terus kalau pergi-pergi? (maksudnya hanya pakai motor, pen)
Nadya :lebih baik pakai motor daripada mobil. Kalau naik mobil bisa muntah

Abi yang mendengarkan debat tersebut hanya bisa tersenyum kecut. Dalam hati Abi berujar, “anak-anakku berdebat seakan-akan saya sudah punya uang yang cukup untuk beli rumah atau mobil.” Kaciannn…. 

[+/-] Selengkapnya...

Kesan Islami

Dengan lingkungan yang positif, alhamdulillaah, Nadya sudah terbiasa berpakaian islami (baca: menutup aurat). Tiap kali bepergian, Nadya selalu mengenakan pakaian rapi lengan panjang disertai jilbabnya. Lebih dari itu, Nadya seringkali tidak mau melepas jilbabnya meskipun sedang kegerahan. Pada usianya yang sudah 6 tahun ini, Nadya kadangkala meminta jilbab saat akan keluar rumah untuk main dengan teman-temannya.

Lingkungan positif yang membuat Nadya terbiasa tampil islami juga mempengaruhi kesan Nadya terhadap penampilan islami. Suatu hari Nadya berujar, “Kalau perempuan gampang kita tahu kalau dia islam atau bukan, tapi kalau laki-laki tidak bisa”. Rupanya Nadya menganggap bahwa hanya yang perempuan yang pakai jilbab saja yang beragama Islam. Dengan kata lain, semua muslimah pasti pakai jilbab. Makanya, dia menganggap Ayu Ting-ting, Angelina Sondakh, dan beberapa perempuan yang sering dilihatnya di tv bukan orang Islam.

Mengetahui Nadya punya pandangan yang tidak lengkap tentang identitas keislaman, Abi dan Ummi memberinya pemahaman yang benar. Nadya mencoba menerima penjelasan yang didengarnya.

Enam hari yang lalu, ketika Nadya ikut Abi dan Ummi ke toko Alaska di kawasan Panakkukang, Nadya ikut dengan Abi sholat Ashar di musholla toko tersebut. Rupanya Nadya memperhatikan orang-orang yang juga sholat di tempat tersebut. Setibanya di rumah, Nadya mengungkapkan kesannya yang baru terhadap muslimah. “Betulmi, Bi… tidak semua perempuan Islam pakai jilbab. Tadi di Alaska Nadya lihat banyak perempuan habis sholat keluar dari musholla tidak pakai jilbab”. Jadi, Nadya sudah percaya kalau tidak semua muslimah pakai jilbab, kan?

[+/-] Selengkapnya...

Keluarga NHA

Keluarga NHA