Malam itu saya baru tiba di rumah (BTP) setelah silaturrahim ke rumah orangtua di Rappocini. Ketika masuk rumah, situasi hening. Nadya dan Hilmi sedang duduk di depan meja belajarnya masing-masing. Hilmi tampak menoleh ke arah saya dengan wajah seperti takut. Ketika saya melewati kamar tidur, terlihat pecahan kaca berceceran di atas lantai dan di atas kasur. "Apa yang terjadi?", pikirku. Belum sempat bertanya kepada penghuni rumah, Ummi sudah muncul dari kamar depan sambil memberi penjelasan.
"Tadi Hilmi peragakan jurusnya IPman di atas tempat tidur. Dia pukul kaca itu pakai 2 tangan. Ternyata pecah. Dia juga kaget," cerita Ummi menjelaskan sambil menunjuk lemari kecil tempat tas di bagian pinggir tempat tidur.
Beberapa hari yang lalu saya sedang nonton film Ipman 2. Nadya dan Hilmi juga ikut nonton. Saya biarkan saja. Rasa kagum Hilmi pada sosok IPman membuatnya ingin meniru gaya bertarungnya. Maka jadilah kaca lemari tempat tidur kami sebagai korban. Tapi tidak apa-apa. Dengan sabar, saya bersihkan pecahan kaca yang berhamburan di atas kasur dan lantai.
Monday, November 11, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment