Saturday, August 9, 2008

Hilmi dan "gagah"

Kalau Nadya cantik, tentu Hilmi gagah. "Siapa dulu pabriknya?", seloroh ummi suatu ketika tentang hal tersebut.
Kata "gagah" pertama kali diperkenalkan oleh ummi pada Nadya untuk memuji abi. Kadangkala ketika bi tiba di rumah setelah berurusan dengan kegiatan kampus seharian, Nadya menyongsong abi di depan pintu sambil berkata "abi gagah...". Geli juga rasanya dapat pujian seperti itu, hehehe...
Kata "gagah" itu kemudian didapat oleh Hilmi dari keseringan mendengarnya dari sang kakak. Maka Hilmi pun sudah pintar menggunakan kata itu. Hilmi juga sudah sering menyapa abi dengan "abi gagah..." atau hanya "gagah..."
Kalau sudah mandi dengan pakaian rapi, trus pakai topi, Hilmi kelihatan gagah sekali. Ternyata lebih gagah lagi ketika Hilmi pakai peci.
Pekan lalu, Hilmi kami belikan hadiah berupa sebuan peci kecil. Ini berawal dari keinginan Hilmi mengikuti kakaknya, Nadya untuk mengenakan jilbab ketika mau ikut shalat dengan ummi. Hilmi ngotot karena dia lihat semua orang pakai penutup kepala kalau mau shalat. Karena tidak pantas, maka kami segera membeli peci buat dia.
Tiap kali Hilmi pakai peci tersebut, dia kelihatan lebih gagah, bahkan lebih dewasa. Maka tak salah kalau kami sering menjulukinya dan menyapanya dengan "anak muda".

No comments:

Keluarga NHA

Keluarga NHA