
Karena Hilmi berbuat anarkis terhadap poster-poster itu, akhirnya kami simpan agak lama.
Dua hari yang lalu, poster-poster itu kembali dipasang karena sudah tiba waktunya Hilmi mengenal hewan dan buah-buahan. Seperti biasa, ketika ummi mengenalkan sejenis buah pada Hilmi, Nadya ikut nimbrung. Dia menyebut nama buah itu, sebelum ummi menyebutnya.
Akhirnya, kami meminta Nadya yang mengajari Hilmi, agar dampak positifnya ada pada keduanya, Nadya dan Hilmi. Nadya pun memulai pelajaran. Berikut petikan dialog mereka:
Nadya : "Ini buah pepaya, adee'...."
Hilmi : " iyee..."
Nadya : "Ini buah mangga, adee'..."
Hilmi : "iyee..."
Nadya : "Ini buah anggur, adee'..."
Hilmi : "iyee...anggur"
Nadya : "Ini buah stoberi, adee'..."
Hilmi : "iyee...sobeeli"
Program tutor sebaya tanpa sengaja telah berlangsung di kediaman kami, tempat kami membangun madrasah dan lembaga pendidikan buat anak-anak cerdas seperti Nadya, Hilmi, dan (mungkin) adik-adik mereka nanti.
No comments:
Post a Comment