Monday, December 21, 2009

Insya Allah

Cukup fasih Nadya dan Hilmi mengucapkan kata ini. Mereka juga cukup paham dengan penggunaan kata tersebut, setelah mendengarnya berkali-kali diucapkan oleh Ummi. Mereka paham bahwa kata tersebut diucapkan Ummi kalau mereka menginginkan sesuatu, namun Ummi tidak bisa segera mewujudkannya.
Nadya : Ummi, besok kita ke Detos lagi main-main nah?
Ummi : Insya Allah, nanti kalau Abi sudah libur, yah…
Maka pada kesempatan lain, saat mereka ikut Ummi belanja ke warung tetangga:
Nadya: Ummi, insya Allah kalau Abi sudah punya uang, belikan juga itu nah (sambil menunjuk sesuatu) Hilmi: Saya juga Ummi yang ini (menunjuk barang yang lain) Ummi: Iya, insya Allah nanti dibelikan kalau uangnya cukup yah? Lama-kelamaan, mereka menganggap bahwa kata “insya Allah” dipakai untuk hal yang sulit diwujudkan atau bahkan tidak akan diwujudkan. Maka, saat menginginkan sesuatu dan mau segera dipenuhi, mereka bialng, “tidak usah insya Allah”.

No comments:

Keluarga NHA

Keluarga NHA