
Hal kedua yang menjadikannya istimewa adalah karena pada pelaksanaan sholat ‘id tersebut, menkominfo, Ir.Tifatul Sembiring yang menjadi imam dan khatibnya. Menteri yang dikenal punya ‘fans’ terbanyak di twitter tersebut sempat diberi gelar kiai haji (KH) oleh kepala seksi SDM korps Brimob yang membawakan sambutan. Bersama keluarga besar korps Brimob dan warga sekitar, kami juga sholat bersama tahanan khusus makokor brimob yang lagi ‘naik daun’, Nazaruddin dan beberapa tahanan lainnya.
Ketiga, Nadya dan Hilmi ikut merasakan kebahagiaan anak-anak Depok saat tiba hari lebaran. Budaya bagi-bagi ‘angpao’ baru mereka alami sendiri tahun ini. Tiba di rumah setelah menunaikan sholat ‘id, Nadya dan Hilmi sudah disambut oleh ‘engkong’ dengan selembar uang ‘goceng’ (lima ribu rupiah). Merasa sudah cukup dengan selembar goceng di tangan, Hilmi merasa heran ketika disodori oleh P’Rudi (tetangga kami) selembar uang sepuluh ribu rupiah, ketika kami berkunjung ke rumah beliau. Awalnya, Hilmi tidak mau menerimanya sambil memperlihatkan uang gocengnya tadi. Setelah ‘dipaksa’ barulah dia ambil, Nadya pun menerima selembar uang yang sama. Di rumah P’Eddy Nursantio mereka juga dapat masing-masing 5 lembar uang dua-ribuan. Oleh B’Yoyoh mereka juga menerima permen yang dibalut dengan selembar uang kertas.
Dengan beberapa lembar uang ribuan tersebut, Nadya dan Hilmi yang selama ini menabung pakai celengan dengan uang recehan, sekarang punya dompet khusus untuk menyimpan uang mereka yang jumlahnya sudah 30-an ribu. Karena itu, muncul inisiatif dari ummi untuk membukakan rekening baru di Bank Muamalat masing-masing untuk Nadya dan Hilmi.
No comments:
Post a Comment