
Sejak hijrah ke Depok untuk menemani Abi studi S2 dua pekan lalu, Hilmi baru mengenal kereta listrik (KRL). Alat transportasi yang satu ini langsung dikenalkan oleh Abi pada Hilmi (dan juga Nadya) sehari setelah mereka tiba di Depok, tempat abi tinggal. Abi mengajak mereka beserta Ummi jalan-jalan ke Jakarta naik KRT Ekonomi AC. Sepulang dari jalan-jalan 'menikmati' KRT, Hilmi selalu bertanya:"Manami keretanya?". Sejak saat itu rasa penasarannya dengan kereta melebih yang lain, bahkan truk sekalipun. Nampaknya, truk sudah dilupakan oleh Hilmi sejak mengenal kereta.
Sabtu pekan lalu, Ummi mengusulkan untuk jalan-jalan ke danau UI. Dari Jl.Kober, tempat Abi menyewa kamar kost, danau UI dapat dijangkau dengan naik angkot (angkutan kota). Cukup dekat sebenarnya. Naik angkot sampai di Pocin (Pondok Cina), kemudian jalan kaki menuju ke danau UI.
Kebetulan jalan yang dilalui untuk menuju ke danau UI dari Pocin melewati stasiun kereta. Berulang kali Hilmi berhenti ketika mendengar suara kereta datang dan pergi. Dia mengalihkan pandangan ke arah lain saat kereta tidak lagi terlihat dan suaranya tidak lagi terdengar.
Pulang dari danau, Hilmi memaksa untuk naik kereta. Saat diberitahu bahwa banyak yang harus dikerjakan di rumah segera (Ummi harus mencuci pakaian & Abi harus mengerjakan tugas kuliah), Hilmi tetap memaksa untuk pulang ke Kober naik kereta. Jadilah Abi membeli 2 lembar karcis ekonomi harga Rp 1.500,- per lembar. Namanya saja kereta ekonomi, gerbongnya selalu sesak dengan penumpang. Jangankan untuk berdiri, untuk masuk saja sulit sekali. Dua kereta ekonomi telah lewat tanpa ada peluang untuk naik. Beberapa kereta ekonomi AC dan express juga sudah berlalu. Hilmi makin merengek untuk segera naik kereta.
Akhirnya, tibalah kereta ekonomi yang ke-3. Lagi-lagi penuh sesak dengan penumpang. Tapi, agar pekerjaan di rumah segera bisa diselesaikan, Ummi & Abi mengejar-ngejar kereta untuk mencari sedikit tempat. Ada memang. Di ruang masinis bagian belakang. Tempatnya kecil dan juga penuh. Hanya ada sedikit tempat untuk berdiri. Ummi pun segera naik sambil menggendong Hilmi. Abi ikut di belakangnya sambil menggendong Nadya.
No comments:
Post a Comment