Monday, September 24, 2018

Tidur Sendiri

Selain punya kamar sendiri, kepindahan kami ke Madani Land juga membawa perubahan kebiasaan pada diri Hilmi, anak kedua dari pasangan Ummi & Abi itu. Dia jadi semakin rajin beres-beres. Barang-barang di kamarnya tertata dengan rapi. Lantainya pun rajin ia sapu. Bahkan ia juga sering membantu Ummi dan Abi merapikan barang-barang yang diboyong dari BTP, tempat tinggal kami sebelumnya. Perubahan positif yang lain dari Hilmi saat tinggal di Madani adalah sudah berani tidur sendiri. Yang disebut terakhir inilah yang akan dibahas pada tulisan ini.

Rumah yang kami tinggali di BTP hanya punya dua kamar. Nadya yang sudah sejak lama ingin punya kamar sendiri kami percayakan untuk menempati kamar yang kecil. Pakaian, meja belajar, dan seluruh peralatan sekolahnya diletakkan di kamar itu. Nadya juga punya tempat tidur di kamar itu. Nadya sudah sejak lama tidur sendiri di kamar itu. 

Kamar yang lain lebih luas, berisi sebuah kasur besar, lemari pakaian yang besar, serta lemari pakaian kecil milik Aisyah. Di kamar itulah Ummi, Abi, Aisyah, dan Hilmi tidur. Karena kasurnya tidak muat untuk tidur berempat, kami menyiapkan sebuah kasus kecil untuk dipakai Hilmi tidur. Kasur itu dibentangkan saat mau dipakai dan digulung kembali ketika sudah digunakan. 

Sebenarnya rumah yang kami tempati di BTP terbilang besar. Menambah sebuah kamar lagi untuk jadi kamar Hilmi sangat memungkinkan. Tapi bukan karena tidak punya kamar, sehingga Hilmi belum mau tidur sendiri. Memang dia belum berani tidur sendiri. Kalau sudah ngantuk dan sudah mau tidur, Hilmi selalu mengajak Ummi atau Abi untuk sama-sama masuk ke dalam kamar, supaya ada yang menemaninya. 

Kepindahan ke Madani Land menjadi momen bagi Ummi & Abi untuk mengubah sifat penakut Hilmi. Tidak ada alasan lagi. Dia sudah punya kamar sendiri. Kasurnya pun jauh lebih bagus daripada yang ia pakai di BTP. Baru lagi. 

Pada hari pertama kami tinggal di Madani Land, Hilmi belum mau tidur sendiri. Menjelang tidur, ia masuk ke kamar tempat Ummi, Abi, dan Aisyah tidur. Ia bahkan sudah mengambil posisi di atas tempat tidur. Tentu saja Ummi meminta Hilmi ke kamarnya dan membujuknya agar mau tidur sendiri. Hilmi tidak bergeming. Ia tidak mau beranjak dari kamar Ummi. Ummi & Abi tetap memaksa Hilmi agar mau tidur sendiri di kamarnya. Berbagai argumen diutarakan. Dengan langkah gontai, Hilmi terpaksa kembali ke kamarnya dan mencoba tidur sendiri. Ummi dan Abi sebenarnya kasian juga, tapi itu semua dilakukan demi Hilmi juga.

Keesokan harinya, Hilmi nampak biasa-biasa saja. "Hilmi berhasil tidur sendiri", pikir Ummi & Abi. Tapi keanehan nampak pada diri Hilmi selama di sekolah. Dia terlihat loyo dan tidak bersemangat. Sementara belajar di kelas, seringkali Hilmi terlihat menguap karena mengantuk. Saat pulang ke rumah pun Hilmi tidur terus di mobil. Bahkan ia sendiri yang meminta untuk duduk di kursi depan. Rupanya ia ingin menikmati tidur di mobil. 

Melihat kondisi Hilmi seperti itu, awalnya Ummi menduga Hilmi sedang sakit, tapi saat ditanya beberapa kali barulah Hilmi berterus terang bahwa ia loyo dan ngantuk karena semalam kurang tidur. Matanya sulit dipejamkan. Ia juga sering terbangun karena ketakutan. Hilmi selalu membayangkan hal-hal negatif yang biasa ia tonton bersama teman-temannya di BTP dulu.

Khawatir terulang hal yang sama, Abi memutuskan untuk menemani Hilmi tidur untuk sementara. Hilmi lega. Dia bisa tidur dengan nyenyak. Hal ini berlangsung sampai hari Jum'at. Pada hari Sabtu, Abi menjalankan rencananya. Mumpung besok Hilmi libur sekolah. Saat Hilmi sudah tertidur, Abi meninggalkan Hilmi tidur sendirian. Abi baru memberitahu Hilmi perihal tersebut keesokan harinya. Abi meyakinkan Hilmi bahwa ternyata tidak terjadi apa-apa pada dirinya saat tidur sendirian. Lagi pula Abi akan selalu menengok Hilmi saat tidur. Hilmi kembali lega. Sejak saat itu, Hilmi sudah tidak pernah lagi ditemani saat tidur.

No comments:

Keluarga NHA

Keluarga NHA