Hari itu, sebagaimana biasa, kami berlima sedang bersiap-siap berangkat ke kantor dan sekolah. Berdasarkan pengalaman selama kurang-lebih 5 bulan tinggal di Tamangapa, paling lambat kami harus tinggalkan rumah Pkl. 06.30 agar tidak terlambat. Lewat dari itu, kami akan menjumpai banyak titik kemacetan di sepanjang perjalanan kami dari Tamangapa ke Tamalanrea/Biringkanaya. Seperti hari-hari sebelumnya, kami berangkat dengan mengendarai 2 motor.
Hilmi nampak sudah siap berangkat. Ummi dan Nadya belum selesai mengenakan jilbab. Aisyah dan Abi juga belum siap. Abi minta tolong pada Hilmi untuk mengeluarkan 3 helm yang masih tersimpan di dalam rumah. Hilmi beranjak mengambil helm untuk dibawa keluar dan disimpan di motor. Rupanya dia hanya mengambil 2 buah helm. Helm yang akan dipakai oleh Nadya tidak diambilnya. Hilmi memang masih sangat berat membantu urusan-urusan kakaknya itu.
Abi mencoba membujuk Hilmi dengan cara memberikan pemahaman. "Hilmi, ada ustadz pernah cerita", Abi mulai bercerita sambil terus bersiap-siap. "Ada seorang perempuan yang banyak dosanya, tapi akhirnya bisa masuk surga. Ternyata karena dia punya amal istimewa. Suka memberi minum anjing di dekat rumahnya...", sambung Abi melanjutnya ceritanya. Tiba-tiba Hilmi memotong cerita Abi. "Kutauji, Abi suruhka bawa keluar juga helmnya kakak", katanya sambil senyum-senyum dan bergegas membawa keluar helm Nadya. Tentu saja hal itu membuat Abi tertawa senang. Senang karena Hilmi akhirnya mau membantu kakaknya dan senang karena Hilmi cepat paham. Cerita Abi belum selesai, tapi dia sudah tahu arah cerita itu.
Monday, February 18, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment