Bukan dimaksudkan untuk mendokumentasikan kenangan pahit bagi Hilmi. Tulisan ini hanya sekedar bagian dari memori kejadian yang pernah dialami oleh Hilmi dalam hidupnya. Semoga tidak membuat Hilmi dendam pada siapun.
Sejak sekolah merencanakan kegiatan Super Camp untuk tahun 2019 (SC 2019) tidak terlihat sikap ogah-ogahan dari Hilmi dalam mempersiapkan diri mengikuti kegiatan wajib tersebut. Dia semangat untuk ikut kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9 s.d. 11 Oktober 2019 di Tonasa Park, Pangkep. Bekal pribadi dan bekal kelompok yang ditugaskan kepadanya disiapkannya dengan baik.
Berangkat dari rumah bersama Sang kakak, Hilmi nampak ceria dan tetap semangat. Ketika Abi membawa bekal makan siang untuk dikonsumsi pada hari itu (dalam jadwal kegiatan, peserta SC 2019 belum bisa masak untuk makan siang pada hari pertama), Hilmi tetap ceria dan antusias ikut SC 2019.
hingga keesokan harinya...
Hilmi menelpon Abi dari lokasi SC sambil menangis. Abi yang sedang melaksanakan tugas rutin di kampus kaget. Ada apa gerangan? "Abi...ke siniki', maukan pulang. Berdarah kepalaku. Dipukul batu sama temanku", cerita Hilmi via telepon. Dia sendiri yang berinisiatif menelpon Abi dengan meminjam HP milik salah seorang guru yang bertugas dekat Posko Kesehatan SC 2019. Abi langsung merespon dengan mengatakan akan segera ke lokasi SC untuk melihat kondisi Hilmi dan menjemputnya pulang.
Pada hari ke-2 SC 2019, para peserta mengikuti kegiatan Outbond. Beberapa posko harus mereka lalui sambil mengerjakan tugas tertentu yang diinstruksikan oleh petugas posko. Kemacetan terjadi di Posko III. Kelompok Hilmi tiba di Posko III saat kelompok lain belum meninggalkan posko tersebut. Resky iseng menendang botol minuman yang sudah kosong. Tanpa sengaja, botol itu mengenai wajah Hilmi. Hilmi balas melemparkan botol kosong itu ke arah Resky. Tidak kena. Resky membalas juga. Mereka saling maju dan berhadap-hadapan. Rupanya mereka sedang ancang-ancang untuk berkelahi. Teman kelompok mereka sempat melerai. Ketika Hilmi melangkah menjauhi Resky, tiba-tiba Resky bergerak ke arah Hilmi sambil mengayunkan tangannya yang sedang memegang batu ke kepala Hilmi.
Hilmi meringis kesakitan. Kepalanya terasa sakit sekali. Dia meraba bagian kepalanya yang dipukul batu. Hilmi terkejut melihat banyak darah di tangannya. Dia berlari ke arah guru yang mengawal Posko III. Dia melaporkan kondisi kepalanya sambil menangis. Para guru segera memberikan pertolongan pertama. Hilmi ditangani di Posko Kesehatan.
Abi tiba di lokasi SC 2019 sekitar pukul 14.30. Setelah berbincang singkat dengan Kepala Sekolah dan Wakasis, Abi membawa pulang Hilmi dengan motor yang Abi pakai.
Keesokan harinya, luka di kepala Hilmi diperiksakan ke Puskesmas Tamangapa. Dokter tidak bisa membersihkannya karena darah kering banyak menempel di kepala, khawatir berdarah kembali. Hilmi hanya diberi antiniotik, paracetamol, dan 2 macam vitamin karena tidak muntah, tidak pusing, tidak demam. Luka Hilmi dibersihkan keesokan harinya di Klinik Grand Aroepala.
Wakasis tak henti-hentinya menyesalkan kejadian yang menimpa Hilmi. Beliau berulang kali meminta maaf kepada Abi, baik secara langsung di lokasi kejadian, maupun via telepon. Beliau juga kerap menanyakan perkembangan kondisi Hilmi selama beberapa hari setelahnya.
Hari Senin, Abi dan kedua orangtua Resky diundang ke sekolah untuk membahas kejadian berdarah tersebut. Ibu Resky memohon maaf dan bersedia memfasilitasi penanganan luka Hilmi. Hasil pertemuan tersebut ditindaklanjuti oleh Komdis Sekolah. Resky diberi sanksi skorsing selama 3 hari
Tuesday, November 5, 2019
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment