Anak-anak ibarat kertas putih yang bisa ditulis apa saja di atasnya, atau ibarat cd kosong yang bisa diisi file apa saja. Nadya dan Hilmi kami upayakan dibentuk sebaik mungkin sejak dini, mulai dari cara menjawab salam, cara makan, sampai pada pilihan kata-kata yang harus mereka ucapkan.
Bahwa pembentukan pribadi anak adalah sebuah proses, tentu tidak bisa dipungkiri. Dulu, jika Nadya melakukan tindakan kurang baik (misalnya pipis di celana), maka kami berkomentar:"ai... Nadya bodoh, kencing di celana". Ternyata efeknya kurang baik. Kata "bodoh" menjadi kosakata yang dia gunakan jika melihat hal-hal yang kurang terpuji atau mengomentari sendiri dirinya ketika berlaku buruk.
Khawatir jika Nadya merasa "memiliki" sifat bodoh itu, maka kami mulai mengubah pilihan kata. "bodoh" kami ganti dengan "tidak pintar". Sama saja maknanya memang, tapi rasa-rasanya "tidak pintar" tidaklah seburuk "bodoh" efek psikologisnya bagi seorang anak.
Sekarang, Nadya sudah terbiasa menggunakan kata "tidak pintar" sebagai pengganti kata "bodoh". Kalau Hilmi, adiknya tidak mau makan, Nadya akan berujar: "Hilmi tidak pintar". Ketika Nadya pipis di celana, maka ia akan mengatakan: "Nadya tidak pintar".
Wednesday, June 11, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment