Berilah contoh yang baik pada anak-anak kita, niscaya mereka akan mempraktikkan hal-hal yang biak pula. Salah satu kebiasaan ummi sejak Nadya masih berusia setahun lebih adalah mengulang panggilannya pada Nadya (dan sekarang juga pada Hilmi) jika panggilan pertama tidak digubris. Pengulangan panggilan ummi lakukan dengan menambahkan embel-embel "sayang". Misalnya, ketika ummi mengingatkan Nadya untuk pipis di kamar mandi (supaya tidak pipis di celana). "Nadya, pipis di kamar mandi, yuk". Biasanya, kalau sedang asyik main, Nadya cuek saja tanpa menjawab sedikit pun. Kalaupun menjawab, Nadya akan menolak dengan berujar,"main saja,ummi" atau yang semacamnya. Saat itulah, ummi akan mengulang bujukannya. "Nadya, pipis dulu di kamar mandi sayang".
Pekan lalu, kami surprise, ketika Nadya 'punya ide' untuk meniru kebiasaan ummi itu. "Mau ke manaki ummi, cayang?", tanya Nadya suatu waktu ketika melihat ummi sudah rapi. Pada saat yang lain, Nadya meminta tolong pada saya untuk dibukakan toples berisi biskuit. "Abi, bukakan". Karena saya tidak memperhatikan permintaannya, Nadya malah mengulangnya dengan berkata,"bukakan dulu abi cayang".
Rupanya, Nadya semakin pandai meniru kebiasaan orang tuanya. Lebih dari itu, Nadya seakan-akan mengerti bahwa dengan menambahkan kata 'cayang' pada suatu permintaan akan memudahkan dipenuhinya permintaan itu. Dengan embel-embel 'cayang' saat menanyakan sesuatu, maka semakin baik jawaban atas pertanyaan itu akan diberikan.
Tuesday, June 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment