
Mau bagaimana lagi? Dipahamkan tentang efek negatifnya, mereka tidak percaya. Diberi penjelasan tentang kondisi keuangan orangtua, mereka belum mengerti. Dialihkan dengan makanan lain, mereka tidak terpengaruh. Es krim yang lewat tiap hari di depan tempat kost kami sangat menggoda Nadya & Hilmi. Wajar jika mereka terus-terusan minta dibelikan.
Makanya, ketika untuk kesekian kalinya mereka minta lagi untuk dibelikan es krim, mereka tidak lagi menerima jawaban “insya Allah kalau abi ada tambahan rezki, ya…”. Akhirnya, es krim itu bisa mereka nikmati juga.
Tapi, seperti yang kami khawatirkan sebelumnya, mereka jadi ketagihan. Ketika penjual es krim lewat lagi di depan tempat kost kami, mereka minta dibelikan lagi. Dalih macam-macam tidak mereka terima lagi. Ummi mencoba memberikan pengertian bahwa mereka akan sering makan es krim, tapi hanya tiap hari minggu saja. Alhamdulillah, mereka bisa terima dengan senang hati. Jadilah hari minggu itu ditetapkan sebagai ‘ice-cream-day’. Tetapi kemudian berubah menjadi hari selasa karena agak sulit mendapatkan es krim pada hari minggu.
Ide ‘ice-cream-day’ itu ummi baca dari Majalah Ummi. Sejak penetapan ‘ice-cream-day’ itu, mereka jadi sering menanyakan tentang ‘hari’.
Nadya: sekarang hari apa,Ummi?
Ummi: hari rabu, Nak
Nadya: kalau besok, hari apa?
Ummi: Kamis
Nadya: Trus hari apa lagi, Mi’?
Demikian dialog yang sering terjadi antara Nadya & Ummi kalau Nadya sedang ingin makan es krim. Alhamdulillah, hingga kini Nadya & Hilmi masih konsisten dengan penetapan ‘ice-cream-day’. Kalau bukan hari selasa, mereka bisa menerima jika tidak dibelikan es krim.
Depok, 2 Jan 2010
1 comment:
Ibu, ikut lombabog Depok lagi yuk! meski namanya sekarang jdi mobile application festival, tapi utk kategori ibu rmh tangga yg dilombakan tetap menulis blognya kok, buka http://depokcybercity.com ya..
Post a Comment