“Yuk, kita main tebak-tebakan”, ajak Ummi pada Nadya & Hilmi pada suatu malam. Nadya & Hilmi langsung saja mengiyakan, meskipun belum tahu bentuknya seperti apa permainan yang asing itu. “Nama-nama hewan dulu, baru nanti nama-nama buah”, lanjut Ummi sambil memberi petunjuk. “Hewan apa yang huruf pertamanya (adalah) huruf ‘a’?” Ummi menanti jawaban, tapi keduanya belum paham. “Kalau Ummi jawabannya ‘ayam’. Kalau Nadya sama Hilmi apa?”, Ummi memancing keduanya dengan satu jawaban. Belum ada reaksi. Hilmi hanya memain-mainkan kepala di atas kasur. “hmm…apa di’…”, hanya itu yang keluar dari mulut Nadya. Akhirnya, Ummi melengkapi jawaban yang memungkinkan. “bisa angsa atau anjing. Sekarang kita lanjutkan”.
“Apa nama hewan yang huruf pertamanya ‘b’? Kalau Ummi…bebek”, Ummi memancing lagi dengan satu jawaban. “Burung…”, jawab Nadya kemudian. Dia sudah paham dengan maksud soal. Hilmi belum bisa menjawab. Ummi selalu membantu membisiki Hilmi dengan satu jawaban lain.
Sesi tebak-tebakan berikutnya adalah nama-nama buah. Mulai dari huruf ‘a’ juga. Hilmi masih selalu dibantu oleh Ummi. Nadya juga kadang-kadang dibantu jika kesulitan menemukan jawaban yang tepat. “Sekarang buah yang huruf pertamanya ‘d’. ummi jawab durian”, seru Ummi sambil menanti jawaban dari peserta yang lain. Nadya berpikir agak lama. Hilmi belum nyambung dan masih meminta ‘bocoran’ dari Ummi. Seperti sebelumnya, Ummi membisikkan satu jawaban pada Hilmi dengan suara keras, sehingga terdengar pula oleh Nadya. “Hilmi jawab delima”, bisik Ummi. Sebelum Hilmi menjawab, Nadya mendahuluinya dengan jawaban yang diinspirasi dari bisikan Ummi tadi. “de-empat (d4)”, seru Nadya yakin dengan jawabannya. Sontak Ummi tertawa mendengarnya, sementara Nadya hanya senyam-senyum kebingungan karena tidak pahan kenapa jawabannya ditertawakan.
Tuesday, January 26, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Keluarga NHA

No comments:
Post a Comment